November 13, 2008

PENGEMBANGAN METODOLOGI PENGOLAHAN DATA RADAR

Sistem satelit Radar mampu menyediakan data yang relatif bebas dari gangguan atmosfer. Hambatan yang dirasakan banyak pengguna radar adalah ketersediaannya dalam kanal tunggal sehingga membatasi aspek interpretasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metodologi pengolahan data radar untuk pemetaan struktur geologi, dalam hal ini lineamen/kelurusan. Struktur geologi tertentu memberikan gambaran tentang deposit bahan tambang tertentu.
Salah satu metoda untuk memetakan struktur geologi dilakukan dengan teknologi penggabungan citra (data fusion) dan deteksi tepi. Tujuan utama dari pengembangan kajian penggabungan citra adalah untuk memperoleh citra baru yang memiliki keunggulan dalam resolusi spasial dan sekaligus spectral dari dua atau lebih data citra. Teknik penggabungan citra dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu : Kombinasi Band, Kombinasi Aritmetik, Transformasi Statistik, Trasformasi Ruang Warna. Sedangkan deteksi tepi untuk mengektraksi lineament secara visual untuk mendukung interpretasi. Deteksi tepi dilakukan setelah diperoleh hasil penggabungan citra yang paling baik. Algoritma yang digunakan untuk deteksi tepi adalah Algoritma Sobel, Prewitt dan Canny. Dari hasil penggabungan citra terlihat bahwa secara umum semua citra hasil penggabungan menunjukkan peningkatan informasi tentang permukaan bumi. Kenampakan yang ditunjukkan citra hasil penggabungan relatif lebih baik dari citra tunggal, baik Landsat maupun citra Radarsat. Beberapa kelurusan mikro secara lebih jelas ditampakkan pada semua citra fusi. Pada kasus ini, teknik Principal Component menunjukkan kenampakan yang relatif lebih baik dengan kecerahan dan kontras yang lebih sesuai. Untuk deteksi tepi, dibutuhkan citra dengan kanal tunggal, sehingga dilakukan pemecahan sebelum prosedur deteksi struktur dilakukan. Produk penggabungan citra yang paling baik secara visual pada penelitian ini adalah Principal Component yang memiliki 4 kanal utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kanal ke tiga memiliki tingkat tutupan awan yang sangat sedikit sehingga kanal ini digunakan pada deteksi tepi. Hasil deteksi tepi menggunakan algoritma Sobel dan algoritma Prewitt memberikan kenampakan yang tidak berbeda nyata. Keduanya terlihat sangat sensitif terhadap perubahan gradien yang mikro, namun tidak sensitif terhadap perubahan makro seperti terrain atau bentang lahan. Dengan menggunakan algoritma Canny, secara kualitatif terlihat bahwa algoritma Canny memiliki peluang pengembangan yang lebih baik. Namun demikian eksplorasi dan trial-and-error masih perlu dilakukan lebih lanjut untuk meneliti peluang perolehan hasil yang lebih optimal.
Gambar 1. Hasil Fusi Principal Component, menunjukkan kenampakan yang relatif lebih baik dengan kecerahan dan kontras yang lebih sesuai

s = 2.0

Gambar 2. Hasil deteksi struktur (di dalam bagian dari area PT KPC) menggunakan Operator Canny dengan beberapa parameter penghalusan (sigma, o).